Sejarah dan Kondisi Kota Mati di Indonesia dan 4 Lainnya di Dunia

Sejarah dan Kondisi Kota Mati di Indonesia dan 4 Lainnya di Dunia

Tidak harus ke Pripyat, Ukraina untuk melihat kota mati yang dijadikan tempat wisata. Di Indonesia, kamu juga bisa menemukan kota tak berpenghuni. Di mana dan bagaimana kondisinya?

  • Marina City, Batam, Indonesia

Sebuah kota dengan bangunan bergaya Belanda ini sudah lama ditinggalkan para penghuninya. Dulu, kota ini merupakan pelabuhan yang jadi salah satu tempat perjudian yang terkenal di Asia Tenggara.

Sebelum menjadi kota mati, Marina City adalah kota gemerlap yang sering dikunjungi oleh wisatawan dari Jakarta hingga Singapura. Tidak salah, menurut pengakuan salah seorang yang tinggal di sekitar lokasi, Marina City dulu ditempati oleh orang-orang kaya.

Konon, di kota tersebut, seorang tukang ojek pun bisa membeli mobil lantaran menang dalam perjudian di Las Vegas-nya Indonesia itu.

Namun, kondisi seperti itu sudah lama berlalu. Kini, Marina City tidak lagi menjadi kota indah dengan lampu-lampu kotanya.

Pada masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden ke-6 Republik Indonesia, larangan berjudi dilayangkan. Ini membuat perekonomian di Marina City anjlok dan lokasi tersebut kini terbengkalai hingga terasa seperti kota hantu yang mencekam saat malam hari.

Beberapa bangunan di kota tersebut memang masih digunakan. Ada yang memanfaatkannya menjadi penginapan bagi sejumlah orang asing, seperti apartemen dengan dinding kusan yang dihargai murah oleh pemiliknya. 

Beberapa bar dan salon di kota tersebut masih ada yang buka. Namun, kondisinya pun tidak bisa dibilang baik. 

Di Marina City juga terdapat pantai. Sejak judi dilarang, pantai ini pun terlihat sepi. Meskipun masih sering dijumpai beberapa warga yang menikmati matahari terbenam di pantai tersebut, suasana malam hari di kota tersebut kembali mencekam.

Namun, menurut pengakuan warga sekitar Marina City, pantai ini masih cukup ramai ketika malam tahun baru. 

  • Craco Italia

Alih-alih membuat kamu merinding karena seram, kota mati di daerah Basilicata, Provinsi Matera, Italia terdapat kota mati yang indah. Kota mati ini bernama Craco.

Catatan sejarah menyebutkan, Craco sudah ada sejak abad pertengahan. Kota ini dijuluki sebagai Kota Kematian. Ini karena terdapat kisah seram di masa lalu yang menyedihkan terjadi di kota ini.

Pada tahun 1277, kota yang memiliki kontur unik ini pernah ditinggali oleh 25.900 penduduk. Craco berada di atas perbukitan dengan ketinggian 391 mdpl yang akan menyajikan pemandangan hijau yang menyejukkan mata.

Dulu, penduduk kota ini bermatapencaharian sebagai petani gandum. Namun, pada tahun 1656, kedamaian penduduk Craco harus musnah. Ini karena di kota tersebut muncul wabah yang memusnahkan ratusan penduduk kota tersebut. 

Setelah wabah, Kota Craco ini rentan terkena bencana gempa dan longsor. Ini karena kontur tanah di Craco yang lembut dan berpasir. 

Akhirnya, pada tahun 1892, beberapa penduduk Craco yang tersisa memutuskan untuk meninggalkan Craco untuk mencari penghidupan yang lebih baik. 

Namun, ada sebagian warga yang memilih untuk tetap tinggal dengan harapan akan datang keajaiban di kota tersebut. Naasnya, pada tahun 1963, Craco kembali diterjang bencana.

Bencana ini membuat sebagian sisi tebing kota lenyap. Para korban yang selamat pun akhirnya memantapkan hati untuk meninggalkan Craco untuk selamanya. Dengan demikian, pada tahun 1975 evakuasi warga dilakukan.

Meski dijuluki sebagai kota mati, Craco memiliki daya tarik tersendiri. Pasalnya, kota ini sempat dipilih menjadi salah satu lokasi pegambilan gambar film Hollywood.

Perjalanan panjang Craco ini kini dikenang sebagai bagian dari sejarah Italia. Pemerintah dalam hal ini menyadari bahwa Craco lebih dari sekadar kota mati.

  • Pulau Hashima, Jepang

Kota mati selanjutnya yaitu Pulau Hashima di Jepang. Sejak menjadi kota mati, pulau ini tampak kumuh dan berantakan. Pulau yang juga disebut sebagai Pulau Gunkanjima ini berisi bangunan tinggi yang tidak berpenghuni.

Pulau ini populer karena kisahnya pernah diangkat dalam film layar lebar The Battleship Island (2017), Attack on Titan (2015), dan James Bond: Skyfall (2012).

Pulau ini awalnya difungsikan sebagai tempat untuk operasi penambangan bawah laut. Selain itu, pulau ini juga sebagai saksi bisu industrialisasi Jepang yang pesat pada tahun 1890-an.

Tidak hanya area tambang dan pabrik, pulau ini juga terdapat pemukiman. Pada tahun 1950, populasi di pulau ini meningkat hingga 5.000 jiwa karena ketersediaan pekerjaan yang banyak di pulau ini.

Namun, ketika batubara tergantikan oleh bensin, harga batu bara turun, dan banyak tambang, pulau ini akhirnya ditutup secara permanen. Akhirnya, pada tahun 1975, kota ini benar-benar ditinggalkan oleh para penghuninya.

Kisah mengenai Pulau Hashima dalam sejarah industrialisasi Jepang ini masuk dalam salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO. Meskipun isu mengenai kerja paksa juga menyertai sejarah pulau ini.

  • Oradour-sur-Glane, Perancis

Sebagai kota mati, Oradour-sur-Glane yang berada di Prancis ini memiliki sejarah yang kelam. Pasalnya, di lokasi inilah terjadinya pembantaian oleh tentara Nazi Jerman.

Desa Oradour-sur-Glane dulu ditinggali oleh para pengikut Nazi. Namun, pada Perang Dunia II, sebanyak 642 penduduk desa dibunuh dan dibakar habis bersama dengan bangunan-bangunan di desa tersebut. 

Konon, pembantaian ini dilakukan sebagai balasan atas penculikan seorang tentara Jerman oleh pasukan perlawanan Perancis. Namun, tidak ada yang tahu pasti mengenai alasan sebenarnya dari pembantaian ini.

  • Kayakoy, Turki

Sebuah Rock Village atau biasa disebut dengan Kayakoy ini adalah sebuah desa yang terdiri atas 500 rumah yang dibangun sekitar abad ke-18. Desa ini kini menjadi kota mati yang terkenal di Turki.

Desa ini menyimpan sejarah yang tidak bisa dilupakan begitu saja. Desa ini dibangun di sebuah situs kuno Lebessis dan diperkirakan telah menjadi tempat bagi penduduk Bizantium Pulau Gemiler yang ingin melarikan diri untuk menghindari bajak laut.

Gempa yang melanda Fethiye membuat masyarakat berpindah ke Livissi dan membangun kota tersebut. Saat itu, populasi penduduk mencapai 10 ribu hingga 20 ribu penduduk.

Setelah Perang Dunia I, warga Yunani dibantai habis-habisan oleh masyarakat Turki. Akhirnya sebagian masyarakat melarikan diri ke Yunani. Sebagian lainnya dideportasi secara paksa. 

Karena harus berpindah lokasi dengan jarak 220 kilometer dengan berjalan kaki, banyak penduduk yang kelelahan dan tewas di perjalanan.

Tanah ini sempat dirampas kembali oleh penduduk Yunani setelah kekaisaran Ottoman runtuh. Mereka menyerang Turki dengan kejahatan yang mengerikan, seperti pembunuhan, pemerkosaan, mutilasi, hingga pembakaran kota.

Namun, peperangan itu akhirnya berakhir pada tahun 1923 setelah kedua belah pihak sepakat menandatangani perjanjian perdamaian. Baik penduduk Yunani maupun Turki, akhirnya meninggalkan tempat ini.

Setelah gempa berkekuatan 7,1 SR mengguncang Livissi pada tahun 1957, desa ini akhirnya dipertahankan sebagai sebuah museum dan monumen bersejarah.

Namun, kabarnya pemerintah Turki akan menjadikannya sebagai tempat wisata dengan membangun hotel, toko, dan fasilitas lainnya.

Kota mati yang ada di Indonesia maupun belahan dunia yang lain selalu menyimpan beragam cerita yang menarik. Selain menjadi kota yang menyeramkan, ternyata ada juga kota mati yang justru menjadi lokasi wisata yang menarik.

Ingin berkunjung ke salah satu kota mati ini?

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow