Dapat Izin BPOM, 9 Jenis Vaksin Covid-19 Ini Aman Digunakan

BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) telah meloloskan satu vaksin Covid-19 lagi. Izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) ini dikeluarkan BPOM untuk vaksin jenama (merk) Covovax.
Hingga kini, terdapat 11 jenis vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia. Apa saja?
1.Vaksin Sinovac
Diterbitkan pada Senin, 11 Januari 2021, Vaksin Sinovac menjadi vaksin pertama yang mendapat izin penggunaan darurat dari BPOM.
Izin ini dikeluarkan setelah BPOM melakukan uji klinis hingga 3 tahap di Bandung. Selain itu, BPOM juga melakukan pengkajian dari hasil uji klinis terhadap vaksin Sinovac yang dilakukan di Turki dan Brazil.
Pada uji klinis tahap ke-3, hasil analisis menunjukkan efikasi vaksin Covid-19 Sinovac menunjukkan angka 65,3%.
Vaksin yang dikembangkan oleh Sinovac Research and Development Co., Ltd ini diberikan dua dosis kepada masyarakat dengan kuantitas yang sama.
Dosis kedua akan diberikan 28 hari setelah vaksin pertama sebanyak 0,5 ml.
Menurut BPOM, vaksin ini memiliki efek samping yang cukup berat, seperti nyeri, iritasi, pembengkakan, nyeri otot, demam, sakit kepala, gangguan kulit, hingga diare meskipun yang dilaporkan hanya sekitar 0,1 sampai 1% saja.
Efek samping ini bisa berbeda-beda bagi setiap orang bergantung dengan imun yang dimiliki.
2.Vaksin Covid-19 Bio Farma
16 Februari 2021, BPOM kembali mengeluarkan izin penggunaan darurat untuk vaksin Bio Farma. Vaksin ini diproduksi oleh PT Bio Farma (Persero) ini memiliki izin penggunaan EUA dengan nomor 2102907543A1.
Vaksin Bio Farma dibuat menggunakan bahan baku vaksin yang dikirim Sinovac secara bertahap. Vaksin ini berbentuk sediaan vial 5 ml yang setiap vialnya berisi 10 dosis vaksin. Vaksin ini berasal dari virus yang telah di-inaktivasi.
Setiap vial dilengkapi dengan dua dimensi barcode khusus yang menunjukkan detail informasi setiap vial. Ini dilakukan untuk melacak vaksin dan mencegah terjadinya pemalsuan vaksin yang dapat membahayakan masyarakat.
Vaksin ini disimpan dengan suhu yang stabil, yaitu antara 2 hingga 8 derajat celcius agar kualitas dan mutunya dapat terjaga dengan baik.
3.Vaksin Astra Zeneca
Vaksin ini juga menjadi salah satu vaksin yang populer di kalangan masyarakat Indonesia. Pada 22 Februari 2021, BPOM kembali mengeluarkan izin untuk vaksin buatan perusahaan farmasi di Inggris ini. Vaksin Astra Zeneca memiliki izin dengan nomor EUW 2158100143A1.
Izin penggunaan darurat untuk vaksin Astra Zeneca dikeluarkan setelah melakukan evaluasi bersama Komite Nasional Penilai Obat dan pihak lainnya. Vaksin Astra Zeneca memiliki efikasi sebesar 62,1%.
Vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan University of Oxford ini diberikan secara intramuskular dengan dua kali penyuntikan.
Dosis yang diberikan sebanyak 0,5% untuk setiap kali penyuntikan. Dosis kedua diberikan setelah minimal 12 minggu dari pemberian dosis pertama.
Sama seperti vaksin Sinovac, vaksin ini juga memiliki efek samping, seperti
- nyeri
- kemerahan
- gatal
- pembengkakan
- kelelahan
- sakit kepala
- meriang
- mual
4. Vaksin Sinopharm
Vaksin keempat yang dikeluarkan BPOM adalah vaksin Sinopharm. Izin EUA untuk vaksin ini dikeluarkan pada 29 April 2021 dengan nomor EUA 21590001143A2.
Vaksin yang didistribusikan oleh PT Kimia Farma ini diberikan dalam dua dosis. Dosis kedua diberikan setelah 21 hari pemberian dosis pertama. Dari hasil evaluasi, vaksin Sinopharm menunjukkan profil keamanan yang dapat ditoleransi dengan baik.
Hasil uji klinik fase III menunjukkan efikasi vaksin Sinopharm sebesar 78%. Hasil ini didapatkan oleh peneliti di Uni Emirates Arab dengan subjek sekitar 42.000.
Efek samping yang timbul setelah pemberian dosis vaksin Sinopharm adalah
- sakit kepala;
- nyeri otot;
- kelelahan;
- diare; dan
- batuk
5.Vaksin Moderna
Jumat, 2 Juli 2021, BPOM mengeluarkan izin UEA pada vaksin Moderna. Izin ini dikeluarkan berdasarkan hasil uji klinis fase ketiga yang menunjukkan efikasi vaksin moderna sebesar 94,1% untuk usia 18-65 tahun. Efikasi vaksin moderna turun ke angka 86,4% untuk usia di atas 65 tahun.
Berdasarkan hasil uji klinis, vaksin ini aman digunakan untuk kelompok masyarakat yang memiliki komorbid atau penyakit bawaan, seperti paru kronis, jantung, obesitas berat, diabetes, penyakit liver hati, dan HIV.
Beberapa efek samping yang dialami kelompok masyarakat yang menggunakan vaksin moderna, antara lain lemas, sakit kepala, menggigil, demam, dan mual.
Dalam beberapa kasus, ada juga yang merasakan nyeri di tempat suntikan, kelelahan, nyeri otot, nyeri sendi, dan pusing.
6.Vaksin Pfizer
Dua pekan setelah izin vaksin moderna dikeluarkan, vaksin Pfizer juga mendapat izin EUA pada 15 Juli 2021.
Berdasarkan data dari uji klinik fase III, efikasi vaksin Pfizer menunjukkan angka sebesar 100% untuk usia remaja 12-15 tahun, lalu menurun di angka 95,5% bagi usia 16 tahun ke atas.
Vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer Inc dan BioNTech ini aman dan dapat digunakan oleh semua kelompok usia. Vaksin Pfizer juga diberikan dalam dua dosis dengan masing-masing dosis sebesar 0,3 ml. Interval minimal pemberian dosis yaitu 21 hingga 28 hari.
Bagi beberapa orang, vaksin ini memiliki efek samping berupa nyeri di tempat bekas suntikan, kelelahan, nyeri kepala, nyeri otot, nyeri sendi, dan demam.
7.Vaksin Sputnik V
Vaksin Sputnik V diterbitkan BPOM pada 24 Agustus 2021. Vaksin ini aman digunakan bagi kelompok masyarakat usia 18 tahun ke atas.
Pemberian vaksin ini dilakukan dengan cara injeksi intramuskular dengan dosis 0,5 ml untuk dua kali penyuntikan. Penyuntikan kedua dilakukan setelah tiga minggu terhitung dari penyuntikan pertama.
Berdasarkan hasil uji klinik fase III, vaksin yang dikembangkan The Gamaleya National Center Of Epidemiologi and Microbiology di Rusia ini memiliki nilai efikasi sebesar 91,6% hingga 95,2%.
Efek samping yang dihasilkan vaksin ini tergolong ringan seperti, flu yang ditandai dengan demam, menggigil, nyeri sendi, nyeri otot, badan lemas, ketidaknyamanan, dan sakit kepala, hingga hipertermia atau reaksi lokal pada lokasi penyuntikan.
8.Vaksin Janssen
Vaksin yang diproduksi oleh Johnson & Johnson ini mendapatkan izin UEA dari BPOM pada 7 September 2021. Vaksin ini dapat digunakan untuk kelompok masyarakat usia 18 tahun ke atas.
Berbeda dengan yang lain, vaksin ini hanya diberikan sekali dengan cara intramuskular sebanyak 0,5 ml.
Interim studi klinik fase 3 menyebutkan nilai efikasi untuk mencegah gejala Covid-19 menggunakan vaksin janssen sebesar 67,2%. Sedangkan untuk mencegah gejala Covid-19 sedang hingga berat, pada subjek usia di atas 18 tahun, nilai efikainya sebesar 66,1%.
9.Vaksin Covovax
Vaksin ini dibuat dengan teknologi platform rekombinan protein subunit glikoprotein spike menggunakan vaksin adjuvant Matrix-M1 oleh Serum Institute of India Pvt. Ltd., India,
Vaksin Covovvax telah memenuhi persyaratan evaluasi vaksin yang dikeluarkan oleh WHO (Organisasi Kesehatan Dunia). Dari hasil evaluasi, vaksin covovax memiliki efek samping yang bersifat ringan hingga sedang.
Efikasi vaksin covovax menunjukkan angka 89,7% hingga 90% untuk usia 18 tahun ke atas. Vaksin ini diberikan sebanyak dua dosis dengan interval 7 hari dari pemberian dosis pertama.
Yang sering dilaporkan adalah nyeri lokal, tenderness, sakit kepala, kelelahan, nyeri otot, dan demam.
9 jenis vaksin covid-19 inilah yang biasa digunakan di Indonesia. Vaksin mana yang kamu gunakan?
What's Your Reaction?






